Thursday, September 25, 2014

A.PENGERTIAN FILSAFAT

a. Filsafat secara Etimologi

1. Kata filsafat, yang dalam bahsa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philoshopy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada waktu itu belum begitu jelas, kemudian pengertian itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 SM) dan para filsuf lainnya. (Lasiyo danYuwono, 1985,hlm.1)

b. Filsafat secara Terminologi

2. Plato

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.

3. Aristoteles

Menurut Aristoteles , filsafat ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).

4. AlFarabi

AlFarabi mengatakan bahwa filsaat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

5. Rene Descartes

Rene Descartes mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.

6. Langeveld

Mahaguru Rijks-Universitas Utrecht ini berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah mengenai makna keadaan,Tuhan, keabadian, dan kebebasan.

7. Hasbullah Bakry

Menurut Hasbullah Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelididki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. (Abbas Hamami M.,1976).

8. N. Driyarkara

Filsuf Indonesia ini berpendapat bahwa filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab” ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘ mengapa’ yang penghabisan.

9. Notonegoro 

Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang mendalam, yang tetapdan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.

10. Ir. Poedjawijatna 

Menurut Ir. Poedjawijatna, filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka (Lasiyo dan Yuwono, 1985)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau pemikiran seseorang yang secara alamiah sudah ada dalam diri seseorang dengan tumbuh melalui pengalaman hidup di dalam masyarakatnya dengan bersifat logis dan bijaksana.