PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu dibahas dalam
kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 para filsuf membedakan antara
metafisika dan ontolgi pada pemilahan kajian atau objek yang ditelaah. Secara garis
besar ontologi dan metafisika mempunyai perbedaan arti secara etimologi yaitu;
ontologi berasal dari kata ta onta dan logia. Ta onta berarti segala sesuatu
yang ada dan logia berarti ajaran/ilmu pengetahuan, jadi ontologi berarti
ajaran mengenai yang ada atau segala sesuatu yang ada. Sedangkan
metafisika adalah sesuatu yang ada pada sesudah fisika.
Prof. B. Delfgaauw
membedakan antar ontologi dan metafisika melihat dari objeknya. Objek yang bisa
ditangkap dengan panca indra termasuk masalah ontologi, sedangkan objek yang
tidak dapat ditangkap denga panca indra termasuk bidang metasifika.
Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa
adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta.
Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas
tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar
pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan
digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah Arti dntologi?
2. Bagaimanakah
sejarah perkembangan ontologi ?
3. Apa
yang menjadi aspek dan manfaat ontologi?
1.3
Tujuan
1. Agar memahami pengertian ontologi.
2. Agar mnegetahui sejarah perkembangan
ontologi
3. Agar mengetahui aspek dan manfaat
Ontologi.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos :
being, dan Logos. Logis Jadi ontology
adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan ). Atau bisa juga ilmu
tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit
maupun rohani atau abstrak.
Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada
tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu
metafisika umum dan khusus. Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan
demikian, metafisika atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang
paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan
metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.
2.2
Sejarah
Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang
paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu
yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat
ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya,
kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Hakekat
kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut
pandang: kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan itu tunggal atau jamak dan kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu.
Beberapa aliran dalam bidang
ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme. Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi
adalah yang-ada
(being),
kenyataan/realitas (reality),
eksistensi (existence), esensi (essence)
, substansi (substance), perubahan (change),
tunggal (one), dan jamak (many).
2.3 Aliran-aliran Ontologi
A. Monoisme
Paham
ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua, baik yang asal berupa materi ataupun rohani. Paham ini
kemudian terbagi kedalam 2 aliran :
1). Materialisme
Aliran materialisme ini
menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran phtemikiran
ini dipelopori oleh Bapak Filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Dia berpendapat bahwa sumber asal adalah air karena
pentingnya bagi kehidupan. Aliran ini sering juga disebut naturalisme.
2). Idealisme
Idealisme diambil dari
kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa (Amsal Bakhtiar,
2007:138). Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu
yang tidak tampak.
B.
Dualisme
Aliran ini berpendapat
bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu
hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam
hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi.
Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini.
C.
Pluralisme
Paham
ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Lebih jauh
lagi paham ini menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur.
D. Nihilisme
Nihilisme
berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Doktrin
tentang nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, tokohnya yaitu Gorgias
(483-360 SM) yang memberikan 3 proposisi tentang realitas yaitu: Pertama,
tidak ada sesuatupun yang eksis, Kedua,
bila sesuatu itu ada ia tidak dapat diketahui,
Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat
kita beritahukan kepada orang lain.
E.
Agnotisisme
Paham
ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
hakikat materi maupun rohani. Kata Agnoticisme berasal dari bahasa Greek yaitu Agnostos
yang berarti unknown. A artinya not, Gno artinya know.
2.4
Ontologi
menurut tokoh – tokoh filsafat
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah
ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada. Sedangkan menurut Ensiklopedi Britannica yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles,
ontologi yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti
karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika
yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature)
dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut.
(Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM).
2.5
Aspek
Ontologi
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat
oleh satu perwujudan tertentu. Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis
mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu
membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam
jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal
manusia.
Aspek ontologi ilmu
pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara metodis, sistematis, koheren, rasional, komprehensif, radikal, universal.
2.6
Manfaat Mempelajari Ontologi
Ontologi yang merupakan
salah satu kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, di antaranya
sebagai berikut:
- Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
- Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi. Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.(Farina Anis, 2007)
PENUTUP
Kesimpulan
:
1. Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos :
being, dan Logos. Logic Jadi
ontologi adalah the theory of being qua being ( teori
tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada
yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau
abstrak.
2. Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf
Goclenius pada tahun 1936M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis.
Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi
dua, yaitu metafisika umum dan khusus.
3. Aspek
ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara metodis, sistematis, koheren, rasional, komprehensif, radikal, universal.
4. Manfaat
ontologi adalah membantu untuk mengembangkan, mengkritisi berbagai bangunan
sistem pemikiran yang ada, dan memecahkan masalah pola relasi antar berbagai
eksisten dan eksistensi.
DAFTAR
PUSTAKA
Adisusilo,
Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Kanisius.
Bakhtiar A.
2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Mangunwijaya YB.
1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang
Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21. Yogyakarta. Kanisius.
http://harisreinald3.blogspot.com/2013/03/ontologi.html,
(diakses hari sabtu tanggal 20 september 2014 pukul 14.10)
http://junitarohma.blogspot.com/2013/09/makalah-ontologi-filsafat-ilmu_6181.html,
(diakses Sabtu tanggal 20 september 2014 pukul 14.15)
No comments:
Post a Comment