Sunday, November 23, 2014

Makalah ontologi mata kuliah filsafat ilmu



PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu dibahas dalam kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 para filsuf membedakan antara metafisika dan ontolgi pada pemilahan kajian atau objek yang ditelaah. Secara garis besar ontologi dan metafisika mempunyai perbedaan arti secara etimologi yaitu; ontologi berasal dari kata ta onta dan logia. Ta onta berarti segala sesuatu yang ada dan logia berarti ajaran/ilmu pengetahuan, jadi ontologi berarti ajaran mengenai yang ada atau segala  sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika adalah sesuatu yang ada pada sesudah fisika. Prof. B. Delfgaauw membedakan antar ontologi dan metafisika melihat dari objeknya. Objek yang bisa ditangkap dengan panca indra termasuk masalah ontologi, sedangkan objek yang tidak dapat ditangkap denga panca indra termasuk bidang metasifika.
Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.

1.2   Rumusan Masalah
1.    Apakah Arti dntologi?
2.    Bagaimanakah sejarah perkembangan ontologi ?
3.    Apa yang menjadi aspek dan manfaat ontologi?

1.3    Tujuan
1.    Agar memahami pengertian ontologi.
2.    Agar mnegetahui sejarah perkembangan ontologi
3.    Agar mengetahui aspek dan manfaat Ontologi.

PEMBAHASAN
      2.1  Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logis Jadi ontology adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus. Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.

2.2   Sejarah Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang: kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak dan kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme. Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah yang-ada (being),  kenyataan/realitas (reality), eksistensi (existence), esensi (essence) , substansi (substance), perubahan (change), tunggal (one), dan jamak (many).
2.3   Aliran-aliran Ontologi
A.    Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua, baik yang asal berupa materi ataupun rohani. Paham ini kemudian terbagi kedalam 2 aliran :
1). Materialisme
Aliran materialisme ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran phtemikiran ini dipelopori oleh Bapak Filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Dia berpendapat bahwa sumber asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan. Aliran ini sering juga disebut naturalisme.
2). Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa (Amsal Bakhtiar, 2007:138). Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak.
B.     Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini.
      C.     Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Lebih jauh lagi paham ini menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur.
      D.    Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Doktrin tentang nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, tokohnya yaitu Gorgias (483-360 SM) yang memberikan 3 proposisi tentang realitas yaitu: Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis,  Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak dapat diketahui,  Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
      E.     Agnotisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun rohani. Kata Agnoticisme berasal dari bahasa Greek yaitu Agnostos yang berarti unknown. A artinya not, Gno artinya know.
2.4    Ontologi menurut tokoh – tokoh filsafat
Menurut  bahasa, Ontologi  berasal dari  bahasa  Yunani  yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada. Sedangkan menurut Ensiklopedi Britannica yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles, ontologi yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM).
2.5 Aspek Ontologi
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara metodis, sistematis, koheren, rasional, komprehensif, radikal, universal.
2.6 Manfaat Mempelajari Ontologi
Ontologi yang merupakan salah satu kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:
  1. Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
  2. Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi. Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.(Farina Anis, 2007)
PENUTUP
Kesimpulan :
1.      Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logic Jadi ontologi adalah the theory of being qua being ( teori tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak.
2.      Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936M, untuk menamai hakekak yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus.
3.      Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara metodis, sistematis, koheren, rasional, komprehensif, radikal, universal.
4.      Manfaat ontologi adalah membantu untuk mengembangkan, mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada, dan memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan.   Yogyakarta. Kanisius.
Bakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Mangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei Tentang Kebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius.
http://harisreinald3.blogspot.com/2013/03/ontologi.html, (diakses hari sabtu tanggal 20 september 2014 pukul 14.10)
http://junitarohma.blogspot.com/2013/09/makalah-ontologi-filsafat-ilmu_6181.html, (diakses Sabtu tanggal 20 september 2014 pukul 14.15)

No comments:

Post a Comment