DAFTAR ISI
Daftar Isi
................................................................................................. 1
Abstrak
................................................................................................... 2
Kata
Pengantar ...................................................................................... 3
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
............................................................................ 4
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C.
Tujuan
.......................................................................................... 5
D.
Manfaat
......................................................................................... 5
Pembahasan
A.
Pengertian Filsafat
...................................................................... 6
B.
Pengertian Ilmu Pengetahuan ................................................... 7
1.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan .............................................. 7
2.
Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan ...................................................... 8
3.
Syarat-Syarat Ilmu ..................................................................... 9
C.
Peranan filsafat dalam Ilmu pengetahuan ................................ 9
D.
PerananIlmu Pengetahuan dalam Matematika ........................... 11
F. Kesimpulan
..................................................................................... 13
Daftar
Pustaka ..................................................................................... 13
PERANAN
FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
ABTRAK
Makalah ini membahas tentang peranan filsafat dalam ilmu
pengetahuan. Dengan tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pengertian ilmu
pengetahua kita dapat memahami arti penting dari ilmu pengetahuan. Dengan
mengetahui peranan antara filsafat dalam ilmu pengetahuan dapat memberi
penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia
guna mencapai kebenaran. Dengan mengetahui pengertian peran ilmu pengetahuan,
guru dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika.
Kata Kunci : Ilmu
pengetahuan, filsafat dalam ilmu pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dalam
matematika
Makalah mahasiswa Program studi
magister Pendidikan matematika pasca sarjana Unsri 2014
Nama : Putri Cahyani
Agustine
NIM : 06022681419007
Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Waspada, M.Pd., Ph.D.
2.
Prof. Dr.dr. Nuraini Fauziah, Sp.K.F.R.,M.P.H.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Salawat dan salam dihaturkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan beliau kita dapat menikmati
pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai “Peranan Filsafat dalam Ilmu
Pengetahuan” dalam rangka memenuhi tugas Filsafat Ilmu.
Makalah ini telah dibuat berdasarkan
sumber-sumber yang telah dikumpulkan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Palembang,
18 November 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Filsafat merupakan ilmu
dengan cakupan yang sangat luas. Hal ini dikarenakan filsafat adalah ilmu yang
mempelajari setiap hal di dunia ini. Bahkan dalam kehidupan sehari – hari pun
sejatinya kita juga tengah berfilsafat. Filsafat dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari aturan-aturan atau norma dalam kehidupan (Departemen Agama,
2001). Sehingga mempelajari filsafat tidak lain adalah belajar tentang hidup
dan kehidupan.
Objek filsafat meliputi
yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu mempelajari filsafat artinya
mempelajari mengenai segala yang ada dan yang mungkin ada. Jika dikaitkan
dengan pembelajaran matematika, maka belajar matematika dalam konteks filsafat
adalah belajar dengan menggunakan logika dan intuisi. Dalam hal ini, matematika
dapat dipandang sebagai sebuah kegiatan dan bukan hanya sebatas ilmu.
Dalam komunikasi
pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni :
1. Sebagai
ratu, matematika merupakan bentuk logika paling tinggi yang
pernah diciptakan oleh pemikiran manusia. Logika ini dilukiskan dalam
bentuk sistem simbolis dari kegiatan pemikiran serta struktur yang teratur dari
teori bilangan dan ruang.
2. Sebagai
pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, bukan saja sistem
logikanya tetapi juga model matematis dari berbagai segi kegiatan keilmuwan.
Matematika dari model inilah yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan hukum
keilmuwan dan hipotesis.
Filsafat dan matematika
tumbuh bersama dalam asuhan seorang filsuf Yunani yakni Pythagoras yang
mengemukakan bahwa segenap gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Ia juga menyimpulkan bahwa bilangan merupakan
intisari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda. Selain Pythagoras, filsuf lain
yang menegaskan mengenai eratnya hubungan antara filsafat dan matematika adalah
Plato. Ia mengemukaan bahwa geometri sebagai pengetahuan ilmiah yang
berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah pengetahuan dan kebenaran
kebenaran filsafat. Menurut Plato, geometri merupakan suatu ilmu dengan akal
murni yang membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai hal-hal abstrak
seperi garis lurus, segitiga atau lingkaran. Jadi, ilmu pengetahuan memiliki
peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena selalu melekat
dalam kegiatan sehari-hari.
B.RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah pengertian ilmu pengetahuan?
2.
Bagaimanakah peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan?
3.
Bagaimanakah peran ilmu pengetahuan dalam matematika?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan.
2.
Untuk mengetahui peranan antara filsafat dalam ilmu
pengetahuan .
3.
Untuk mengetahui peranan ilmu pengetahuan dalam
matematika.
D.
MANFAAT
1.
Dengan mengetahui pengertian ilmu pengetahuan, kita
dapat memahami arti penting dari ilmu pengetahuan.
2.
Dengan mengetahui peranan antara filsafat dalam ilmu
pengetahuan dapat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada
perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran.
3.
Dengan mengetahui pengertian peran ilmu pengetahuan, guru
dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika..
E.PEMBAHASAN
A.Pengertian
Filsafat
Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata
Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar
katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut
pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta
kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas
sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi
pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan
sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan
soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
Kalau menurut tradisi filsafati dari
zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan
philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni seorang ahli matematika yang
kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan a2 +
b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos”
(pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki
semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah
filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia
merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau
kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah
suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya,
unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap
yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan
yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan
pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus
menerus mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo,
1984).
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada
tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.
Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka
tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang
diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu
berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu
harus persoalan filsafat.
B.Pengertian Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Beberapa pendapat para ahli
tentang ilmu pengetahuan :
Harold H. Titus mendefinisikan “Ilmu
(Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan,
mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan
menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
Dr. Mohammad
Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik
menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari
dalam.”
Jadi,
ilmu pengetahuan adalah sesuatu
kumpulan yang sistematis pengetahuan teratur mengenai pokok soal yang menunjuk pada sesuatu yang isi substantif yang terkandung dalam ilmu.
1.Karakteristik Ilmu Pengetahuan
Karakteristik ilmu pengetahuan di antaranya sebagai
berikut :
1. Konkrit,
yaitu dapat diukur kebenarannya.
2. Kehadiran
objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
3. Tidak
terbatas sehingga masih banyak ilmu pengetahuan yang harus digali lagi dan
tidak mempunyai keterbatasan tertentu.
4. Metodologi
yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
5. Rasionalis,
penalarannya berdasarkan ide yang dianggap jelas dan dapat diterima oleh akal.
6. Wahyu, tidak
menggunakan penalaran, tetapi menggunakan wahyu sebagai sumber pengetahuan.
7. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama
8. Kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan
9. Obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi
2. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Menurut The Liang Gie
(1987) ilmu pengetahuan mempunyai 5 ciri pokok yaitu:
1.
Empiris, pengetahuan itu diperoleh
berdasarkan pengamatan dan percobaan
2.
Sistematis, berbagai keterangan dan data
yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan
ketergantungan dan teratur
3.
Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu
bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4.
Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha
membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami
berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu
5.
Verifikatif, dapat diperiksa
kebenarannya oleh siapa pun juga.
Menurut Ismaun (2001)
mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
1. Obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang
obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif,
2. Koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak
kontradiksi dengan kenyataan;
3. Reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu
dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi,
4. Valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan
melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara
internal maupun eksternal,
5. Memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat
berlaku umum,
6. Akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi)
yang tinggi, dan
7. Dapat melakukan prediksi; ilmu dapat
memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
3.
Syarat-Syarat Ilmu :
Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan, sebagai berikut
1.
Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang
diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia
(Biopsikososial).
2.
Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu,
yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu.
3.
Pokok permasalahan (subject matter atau focus
of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji.
Jadi seluruh bentuk ilmu pengetahuan
dapat digolongkan kedalam kategori ilmu pengetahuan dimana masing-masing bentuk
dapat dicirikan oleh karakterristik obyek ontologis, landasan epistemologis,
dan landasan aksiologis.
Salah satu dari
bentuk ilmu pengetahuan ditandai dengan :
1.
Obyek Ontologis : yaitu pengalaman manusia yakni
segenap wujud yang dapat dijangkau lewat panca indra atau alat yang membantu
kemampuan panca indra.
2.
Landasan Epistemologis : metode ilmiah yang berupa
gabungan logika deduktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut logico
hypotetico verifikasi.
3.
Landasan Aksiologis : kemaslahatan umat manusia
artinya segenap wujud ilmu pengetahuan itu secara moral ditujukan untuk
kebaikan hidup manusia.
C.Peranan
filsafat dalam Ilmu pengetahuan
Semakin banyak manusia tahu, semakin
banyak pula pertanyaan yang timbul dalam dirinya. Manusia ingin tahu tentang
asal dan tujuan hidup, tentang dirinya sendiri, tentang nasibnya, tentang
kebebasannya, dan berbagai hal lainnya. Sikap seperi ini pada dasarnya sudah
menghasilkan pengetahuan yang sangat luas, yang secara metodis dan sistematis
dapat dibagi atas banyak jenis ilmu.
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya
membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan
berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan
insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia
membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu
membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan
mengorganisasikan proses pencariannya.
Sekalipun ada berbagai kontradiksi
tentang keunggulan ilmu pengetahuan, tidak dapat disangkal bahwa ilmu
pengetahuan sesungguhnya memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peranan ilmu pengetahuan dalam membantu
manusia mengatasi masalah-masalah hidupnya, walaupun kadang-kadang ilmu
pengetahuan dapat pula menciptakan masalah-masalah baru.
Meskipun demikian, pada kenyataannya
peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya
sesungguhnya terbatas. Seperti yang telah diungkapkan pada bagian pendahuluan,
keterbatasan itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya
membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan
manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan
filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal yang penting.
C.Verhaak dan R.Haryono Imam dalam
bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja
Ilmu-ilmu, menjelaskan dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu. Pertama, filsafat ikut menilai apa yang dianggap
“tepat” dan “benar” dalam ilmu-ilmu. Apa yang dianggap tepat dalam ilmu-ilmu
berpulang pada ilmu-ilmu itu sendiri. Dalam hal ini filsafat tidak ikut campur
dalam bidang-bidang ilmu itu. Akan tetapi, mengenai apa kiranya kebenaran itu,
ilmu-ilmu pengetahuan tidak dapat menjawabnya karena masalah ini tidak termasuk
bidang ilmu mereka. Hal-hal yang berhubungan dengan ada tidaknya kebenaran dan
tentang apa itu kebenaran dibahas dan dijelaskan oleh filsafat. Kedua,
filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan
pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran.
Dari dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat
dillihat bahwa ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung
berkecimpung dalam usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih
merupakan suatu sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati
kebenaran. Filsafatlah yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk
mencari kebenaran. Di dalam filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan
dengan kebenaran dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.
C. Peranan
Ilmu Pengetahuan dalam Matematika
Pembelajaran matematika
yang memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan logika pikirnya sejak dini
memang sangat dianjurkan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih mudah
menerima dan memahami materi pelajaran matematika yang diberikan oleh guru.
Namun, perlu diakui bahwa pembelajaran semacam ini menuntut kreatifitas dari
guru sebagai pendamping belajar siswa. Guru dianjurkan untuk meningkatkan
kinerja serta kreatifitasnya agar siswa menjadi lebih berminat dan terdorong
untuk terus bereksplorasi dalam matematika. Dalam hal ini, guru diharapkan
untuk tidak lagi mengajar secara konvensional di mana prosesnya hanya tentang
transfer ilmu dari guru sebagai “yang lebih tahu” kepada murid sebagai “yang
belum tahu”, akan tetapi guru diharapkan memberikan pembelajaran yang mampu
menjadi sarana bagi siswa untuk membangun pengetahuan matematisnya.
Pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan matematisnya seperti yang
telah diungkapkan di atas barangkali akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih
lama jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal inilah yang
membuat beberapa guru seakan enggan menggunakan metode tersebut dan lebih
memilih untuk menggunakan metode konvensional. Akan tetapi dengan adanya implementasi
filsafat sebagai latar belakang lahirnya suatu konsep matematika, maka baik
guru maupun siswa diharapkan mampu dan mau untuk memberikan pembelajaran maupun
mempelajari matematika sampai tuntas dan mencintai matematika dengan lebih
mendalam. Bakhtiar (2004) berpendapat bahwa implementasi filsafat matematika
pada pelajaran matematika di sekolah memiliki manfaat yaitu mampu meningkatkan
nilai matematika siswa di sekolah. Bukan itu saja, kecintaan siswa pada
pelajaran matematika menjadi lebih nyata dan jauh dari abstrak.
Perlu
diingat bahwa anak dari berbagai usia berpikir sesuai dengan tingkat usianya
dan matematika merupakan subjek ideal yang mampu mengembangkan proses berpikir
anak mulai dari usia dini, usia pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan lanjutan dan bahkan hingga jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
matematika penting untuk diberikan sejak dini agar anak mengetahui, memahami,
dan mampu menggunakan prinsip matematika dalam kehidupan sehari-hari baik itu
mengenai perhitungan, pengerjaan soal matematika, maupun pemecahan masalah
kehidupan di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat.
Akan
tetapi fakta yang muncul dalam masyarakat kita adalah keberhasilan pembelajaran
matematika hanya dinilai sebatas perolehan nilai di sekolah. Semakin tinggi
nilai ujian matematikanya, maka seorang siswa dianggap telah menguasi konsep
matematika. Hal ini mendorong para siswa untuk mempelajari matematika dengan
cara drilling soal atau menghapal rumus. Padahal kemampuan matematis
seseorang tidak hanya dilihat berdasarkan seberapa mampu ia mengerjakan soal
yang diberikan. Kemampuan menghapal rumus saja juga tidak cukup kalau tidak
bisa menganalisis atau mengubah dari soal cerita ke dalam bahasa matematika,
kemudian menentukan solusinya, lalu mengembalikan lagi ke dalam konteks soal
cerita semula. Dengan kata lain, kemampuan matematis seorang siswa berkaitan
erat dengan kemampuan siswa tersebut dalam menerapkan konsep matematika yang ia
dapat di sekolah ke dalam konteks permasalahan sehari – hari. Sehingga tidak
jarang anak-anak yang mempelajari matematika secara pragmatis ini mendapatkan
nilai yang bagus di tingkat pendidikan dasar akan mengalami kesulitan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk dapat mempelajari matematika dengan
baik sangat dibutuhkan kemampuan bahasa. Kemampuan berbahasa ini sangat
berperan dalam proses memahami soal dan alur logika pikir dalam matematika.
Selain itu, imajinasi dan kreativitas siswa juga sangat diperlukan dalam
mempelajari matematika. Hal inilah yang memungkinkan pembelajaran matematika
menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
PENUTUP
F. Kesimpulan
1. Dengan
mengetahui pengertian ilmu pengetahuan, kita dapat memahami arti penting dari
ilmu pengetahuan.
2. Dengan
mengetahui hubungan antara filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan, filsafat
memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan
manusia guna mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu
tersebut dimana filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran.
3. Dengan
mengetahui pengertian peran ilmu pengetahuan, pengetahuan lama akan menjadi
pijakan untuk mencari pengetahuan baru dan guru dapat mengaplikasikannya dalam
pembelajaran matematika..
DAFTAR
PUSTAKA
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is
Science”, Reprinted from my Axiology; The Science Of Values; 44-49, World
Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,11.
Bertens, K., 1987., “Panorama
Filsafat Modern”, Gramedia Jakarta, p.14, 16, 20-21, 26.
Koento Wibisono S. dkk., 1997., “Filsafat
Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, , p.6-7, 9, 16, 35, 79. Klaten:
Intan Pariwara.
Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat
Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang
Kita Cita-Citakan”, p.3, 14-16.
Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana UGM.
____________________., 1996., “Arti
Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte”, p.8, 24-26, 40
Cet.Ke-2, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
____________________., 1999. “Ilmu
Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum Mengenai Kelahiran Dan Perkembangannya Sebagai
Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu”,
p.1,. Yogyakarta: Ditjen Dikti Depdikbud – Fakultas Filsafat UGM.
Nuchelmans, G., 1982. “Berfikir
Secara Kefilsafatan: Bab X, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, Dialihbahasakan
Oleh Soejono Soemargono” , p.6-7.
Yogyakarta : Fakultas Filsafat – PPPT UGM.
Sastrapratedja, M., 1997. “Beberapa
Aspek Perkembangan Ilmu Pengetahuan”, p.2-3.Yogyakarta:
Internship Filsafat Ilmu Pengetahuan, UGM.
Soeparmo, A.H., 1984., “Struktur
Keilmuwan Dan Teori Ilmu Pengetahuan Alam”, p.2, 11.Surabaya: Penerbit Airlangga University Press.
The Liang Gie., 1999. Pengantar
Filsafat Ilmu, Cet. Ke-4 p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161. Yogyakarta:
Liberty,
Van Melsen, A.G.M. 1985. “Ilmu
Pengetahuan Dan Tanggung Jawab, Diterjemahkan Oleh K.Bartens” , p.16-17, 25-26, Jakarta: Gramedia.
Van Peursen, C.A.,1985. “Susunan Ilmu
Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, Alih Bahasa Oleh J.Drost” p.1, 4, 12.. Jakarta: Gramedia.
http://andriwiranata76.blogspot.com/,
(diakses Senin, 17 November 2014 pukul 09.00).
No comments:
Post a Comment